Tuesday, February 26, 2013

Tentang Hujan



Gambar dipinjam dari sini 

Hujan. Senantiasa menyejukkan. Selalu bicara tentang keindahan. Tentang masa kecil, masa lalu dan selalu  ingin kembali kesana. 

Hujan. Basah dan aroma tanah, selalu memberi warna. Tenang, damai dan melenakan.

Hujan. Adalah air dan airmata. Air dari surga dan airmata bidadari dari surga. Legenda tak berkesudahan. Nyata atau maya, yang pasti ada cerita. Boleh percaya, tidak pun tak apa.

Hujan. Berhubungan erat dengan cuaca, jiwanya. Akrab dengan awan dan sang surya. Saling membutuhkan dan siap jika harus berkorban untuk yang lain.  Awan menghilang, sang surya tenggelam, supaya hujan ada. Hujan tiada, awan dan surya siap untuk berada. Saling mengisi, melengkapi tanpa keluh kesah.

Hujan. Tawa dan ceria. Selalu ada gelak tawa kanak-kanak diantara rinai hujan nan basah.  Penuh canda dan gembira ria. Tak ada duka, tak ada nestapa atau pun gundah gulana. Lepas, membekas.

Hujan. Bencana dan duka. Kala petir menyambar dan kilat berkilat menyertainya. Kala tumpah ruahnya tak mampu ditampung tanah dengan seksama. Kala banjir melanda, ia menjadi biang keladi utama untuk disalahkan. Bukan pada hutan yang gundul karena pohon-pohon  habis ditebang, bukan pada manusia yang menjadikan bumi sebagai tempat sampah terluas, bukan pada  tiadanya resapan air di atas kokohnya bangunan-bangunan metropolitan.

Hujan. Berkah dan Rahmat. Bukti cinta-Nya kepada manusia. Air kehidupan dari segala kehidupan telah disediakan-Nya. Laut dan sungai menjadi tahta abadi. Selayaknya, jalan menuju kesana disiapkan oleh manusia, bukan menghalanginya dengan segala upaya atas nama peradaban kota, kemajuan jaman, abad modern dan segala alasan pembenaran diri. Tetap, air punya jalan menuju tahta abadinya. Seharusnya..

Hujan..oh..hujan..

Tuesday, February 12, 2013

Surprise


Gambar dipinjam dari sini

Sebuah pertemuan di waktu sekarang. Sungguh tak kusangka. Saat semuanya terasa tak mungkin. Kebetulan, tiba-tiba menyeruak begitu saja. Jauh di luar dugaan. Sekejap temu, namun mampu membuatku tersipu. 

Perjalanan waktu tak mampu membuatmu menjadi berbeda. Menurutku, kamu tetap sama, seperti dulu. Wajahmu, cara menatapmu dan bicaramu. Sama, tak ada yang beda. Segala hal yang menggantung di masa lalu, terlupa begitu saja.

Beberapa menit kita bersapa. Hanya sapa dan tawa. Diantara banyak mata yang menatap ingin tahu ada apa diantara kita. Sekarang, kita bukan sesiapa. Tak ada yang istimewa. Namun rasa suka dan nyaman melihatmu tetap ada. Jujur, aku suka kita bertemu tiba-tiba. Surprise buatku. Sungguh.

Namun, surprise ini tak lagi mampu membuatku ingin mengulang masa lalu. Kita sudah bukan anak muda lagi. Ada siapa dan siapa  yang memiliki kita. Kita sadar, ternyata bahagia bisa kita temukan tanpa kebersamaan kita. Kita menemukannya dalam belahan jiwa kita masing-masing. Suami dan istri kita.

Ya, kita hanya bagian kisah di masa lalu. Pertemuan ini hanya sekedar mengingatkan, kita pernah punya cerita di masa lalu, namun Tuhan tidak mengijinkan kita bersatu. Hanya itu.

Lalu, setelah pertemuan itu, kita kembali tertelan waktu. Larut dalam rutinitas masing-masing. Tak ada nomor ponsel ataupun nama akun di social media yang kamu atau aku tinggalkan saat itu. Kembali, kita lost contact. Kembali saling bertanya dalam diam, kamu sedang apa sekarang. Pastinya sedang bahagia bersama keluarga tercintamu, sama sepertiku. 

Ya, enam belas tahun tak bertemu. Perjalanan waktu panjang mempertemukan kita dalam 3 menit saja, kemudian tanpa kontak lagi. Sudah cukup untuk tahu bagaimana keadaanmu. Cukup untuk kumintakan maaf di masa lalu walau tanpa terucap dari bibirku sekarang. Sapaan hangat dan senyummu sudah lebih dari cukup.Kamu baik-baik saja.

Surprise yang indah..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...