Wednesday, May 26, 2010

Terong Membuat Lemas Pria ?


Selama ini berkembang rumor bahwa terong ( Solanum melongena L ) dapat mempengaruhi kejantanan pria bila sering dikonsumsi. Bahkan ada anggapan calon pengantin pria dilarang mengkonsumsi terong supaya malam pertamanya tidak terganggu. Benarkah demikian ? Apakah ini fakta atau sekedar mitos belaka ? Mari bersama-sama kita investigasi si terong. Saya (S) dan Terong (T) ya..*catet*

S : Halo, Terong..apa khabar ? Boleh minta waktu sebentar untuk bercakap-cakap ?

T : Kabar baik, mbak..mari-mari silakan..dengan senang hati saya bersedia..tentang apa nih ?

S : Begini, saya akan membahas tentang eksistensi Anda sebagai anggota sayur mayur yang telah meramaikan dunia kuliner . Saya dan Andro anak laki-laki saya termasuk penggemar Anda lho, paling suka kalau disemur..wah..uenak tenan..

T : O,ya..saya bisa juga toh disemur ? Saya kira cuma daging aja yang disemur hehe..
Terong terkekeh..warnanya yang ungu sedikit berubah menjadi merah karena malu. Tapi sebentar kemudian berubah lagi ke warna semula. Lucu..seperti bunglon. Hihi..

S : Saya mau bertanya tanggapan Terong tentang rumor yang beredar sekarang ini, apakah benar Terong mempengaruhi vitalitas pria. Sebenarnya dalam tubuh Anda itu mengandung apa ? Mungkin bisa dijelaskan.. ?
Tampak Terong garuk-garuk kepala. Emang Terong punya tangan dan kepala ya ? Ngaco..hehe..silakan berimajinasi..

T : Hm..apa benar karena saya ya ? Padahal saya tidak bermaksud begitu lho..kata mbah Google, saya ini kaya serat, mengandung vitamin A, B,C dan mengandung sejumlah mineral. Katanya bisa menurunkan kandungan LDL kolesterol yaitu lemak jahat dalam tubuh, karena nasuin yang ada di kulit saya mampu bertindak sebagai antioksidan yang menghalangi pembentukan radikal bebas. Trus katanya lagi berdasarkan penelitian terhadap saya di Jepang, saya dibuat jus, kandungan protease dan tripsin mampu melawan serangan zat penyebab kanker. Bahkan katanya lagi saya juga mampu mencegah rasa gugup dan mengobati penyakit epilepsi lho..Selain itu saya juga bisa berkhasiat untuk penyakit wasir, batuk, reumatik, penyakit kulit bahkan penyakit Raja Singa ! Nah lho..siapa yang berani memfitnah saya sekeji itu… ? Saya tidak pernah mengganggu kejantanan pria lho..Apa mungkin, karena bentuk saya yang letoy tak berdaya setelah dimasak ya ? Ah..masak karena tampilan saya yang begitu..
Terong tampak berapi-api menjelaskan. Mungkin dia ingin meluruskan permasalahan yang selama ini berkembang. Dia ingin membersihkan nama baiknya yang tercemar.

S : Mungkin Terong mau membuat semacam konferensi pers kepada para pria supaya jangan termakan isu yang berkembang selama ini ?

T : Mbak, wartawan bukan ?
Saya menggeleng.

T : Trus kenapa wawancara saya ?

S : Saya hanya ingin mencari bahan untuk tulisan saya di Kompasiana. Boleh kan ?
Terong manggut-manggut.

T : Tolong dicantumkan dalam tulisan mbak, himbauan kepada para pria jangan takut mengkonsumsi saya. Saya ini makanan yang menyehatkan apalagi jika dibandingkan makanan junk food yang lama-lama menjadi timbunan sampah dalam tubuh. Saya bukan racun, tidak berbahaya dan sekali lagi saya tegaskan disini, saya bukan penyebab impotensi ! Bahkan saya berani menjamin, setelah mengkonsumsi saya, para pria akan semakin lincah seperti kelinci dan semakin harmonis hubungannya dengan istrinya masing-masing.
Saya hampir menahan tawa. Terong ini ternyata lucu juga, lincah seperti kelinci ? Hahaha..

S : Sebenarnya, saudara terong itu ada berapa ?

T : Saudara saya banyak mbak..selain saya terong ungu, ada juga terong hijau, terong lalap, terong kecil-kecil bundar yang biasa dikonsumsi masyarakat Sunda untuk karedok yaitu yang namanya Leunca dan takokak. Kalau mbak mau variasi, menu saya dan saudara saya diganti-ganti..kadang semur, sayur lodeh, balado atau sekedar lalapan juga lezat kok mbak..

S : Family yang lain masih ada ?

T : Masih lah mbak, pasti mbak kenal sama kentang, cabe..mereka kan masih satu family Solanum sama saya..


S : Masih sering berjumpa ?

T : Lha tiap hari ketemu di pasar atau di warung ? Setelah terpisah karena laku, kami ketemu lagi di meja makan dalam rupa yang beda. Cabe sudah jadi sambal, kentang sudah jadi perkedel dan saya kadang sudah jadi sayur lodeh hehe..


S : Oke, Terong makasih atas perbincangan yang menarik ini ya. Himbauannya nanti pasti saya sampaikan. Semoga klarifikasi ini membawa manfaat ya..sukses selalu sebagai sayur ya..
Terong tersenyum. Tampak senyum yang terlukis adalah senyum kebahagiaan yang tulus. Ah..terong..

Saturday, May 15, 2010

Andai Aku Jupe


Aku tahu, banyak yang menyukai aku..
Maklum, rupawan tampangku dan aduhai body-ku..
Siapa yang mau melewatkannya begitu saja ?
Apa ini salahku jika Tuhan menciptakanku begitu indah ?

Lalu, kenapa banyak orang protes ketika aku punya ingin untuk jadi Bupati ?
Adakah aku tidak mampu untuk melakukannya ?
Semua belum terbukti, kan..kenapa sudah ngeri ?
Beri saja aku kesempatan, waktu akan membuktikan..

Oke..oke..mungkin selama ini aku lekat dengan segala sensualitas..
Pokok bahasanku tidak jauh-jauh dari sekedar belah duren dan bagi-bagi karet pengaman
Bahkan ada yang bilang aku hanya bisa buka paha tinggi-tinggi..
Tapi, apa aku tidak punya sisi lain yang lebih baik ?

Kalau sampai aku terpilih jadi Bupati, itu pilihan siapa ?
Kalian semua yang memilih..
Dan kalau tidak terpilih, itu karena siapa ?
Kalian juga toh yang punya opini?

Ya sudah, nggak usah pada pusing
Aku sedang menikmati dunia baruku
Pengalaman pertamaku terjun di kancah politik
Dukung atau tidak, aku tetap akan maju..

Friday, May 14, 2010

Saat Puasa Online

Seringkali, kita membutuhkan adanya suatu variasi dalam hidup. Dengan adanya variasi, hidup kita terasa lebih bermakna dan tidak monoton. Tentunya kita akan merasa jenuh jika yang kita jalani adalah rutinitas yang itu-itu melulu. Meskipun rutinitas itu sudah mendarah daging dan menjadi candu sekalipun, pasti suatu saat bisa terserang rasa bosan juga.

Contohnya adalah kegiatan ber-online ria. Kalau dipikir-pikir, dulu sebelum ada internet, kehidupan juga mengalir seperti biasa. Kemudian terjadi fase kehidupan yang lain setelah kita mengenal internet. Kita merasa banyak dimudahkan dalam penelusuran dunia maya. Banyak hal baru yang membuat kita belajar tentang banyak hal. Dan kesenangan ini lama-lama menjadi hobby yang telah menjadi semacam candu.

Kita seakan terjerat oleh daya pikat sesuatu yang disebut internet itu. Kita tidak bisa lepas dan tidak ada keinginan untuk melepasnya barang sekejap pun. Bahkan, saat bekerja pun, segala cara kita tempuh untuk tetap bisa berkutat dengan dunia maya. Kita betah duduk berjam-jam di depan layar komputer sampai kadang lupa makan, minum dan mandi !

Berawal dari kecanduan inilah, saya berinisiatif untuk mencoba bagaimana rasanya jika saya putus hubungan dulu dengan internet. Sengaja, selama sebulan ini jaringan internet saya non aktifkan. Kebetulan saya memakai internet yang bisa diputus sambung suka-suka. Mau langganan yang harian, mingguan, bulanan atau puasa dulu juga monggo.

Pada awalnya memang berat. Lha wong biasanya tiap hari sudah stand by di depan komputer sambil menunggu pembeli di toko, tiba-tiba jaringan internetnya tidak ada. Tersiksa sekali rasanya. Daftar online saya sementara terhenti dari facebook, kompasiana, kaskus, yahoo, nge-blog, sampai berakrab-akrab ria dengan mbah Google. Otomatis semua terputus sama sekali tanpa pemberitahuan sebelumnya.

It’s a real world ! Seringkali saya harus menahan keinginan saya untuk melanggar aturan saya sendiri. Tinggal beli pulsa 50 ribu, ketik reg bulanan, aktif deh internetnya. Tapi seringkali saya diingatkan suami untuk prioritas dunia nyata dulu. Yo wis, ngalah bae lah..hihi.. sakaw-nya ditahan dulu.

Dan memang ada beberapa hikmah yang bisa saya ambil saat internet tidak ada dalam kehidupan saya. Saya lebih fokus melayani pembeli yang biasanya saya sambi dengan internet-an, saya juga punya waktu lebih untuk memperhatikan Andro, anak saya yang biasanya saya tinggal asyik facebook-an saat dia mengajak saya bermain.

Selain itu, saya juga bisa lebih memperhatikan lingkungan sekitar saya. Saat ada yang meninggal, ikut melayat, ada undangan nikahan, ikut njagong, bahkan ada yang punya hajat ikut bantu-bantu yang disebut rewang. Kegiatan bersosialisasi saya terasa lebih nyata. Ada kepuasan batin ketika saya ikut terlibat di dalamnya.

Tapi, lama-lama rasa rindu untuk bisa internetan tidak bisa dibendung lagi. Tepat dua minggu berpuasa (sstt..ngaku deh, kadang nyuri-nyuri juga buka kompasiana and facebook lewat hp..tapi cuma sebentar kok, just melongok saja..jangan bilang-bilang ya..), akhirnya bisa juga berinternetan lagi, walau kadang setelah ada internet lagi, rasa bosan sering melanda..duh..duh..

Setelah berpuasa online, saya jadi tahu tentang pentingnya arti dari skala prioritas. Ketika kita terlalu larut dalam keasyikan berinternet, seringkali banyak hal yang sebenarnya lebih penting jadi terabaikan. Kita juga paling senang melakukan penundaan waktu untuk sesuatu yang lebih perlu. Jadi intinya adalah, pengendalian diri. Ketika kita bisa memilah-milah mana yang lebih penting, semuanya jadi lebih aman dan terkendali.

Selain itu, saya juga merasakan kehilangan ketika internet tidak ada dalam kehidupan saya. Padahal saat internet selalu ada, kadang keberadaannya tidak begitu saya sadari dan kadang hanya membuat bosan saja. Saat tidak ada itulah, saya jadi tahu arti kehilangan yang sesungguhnya. Saya jadi bingung mau ngapain, mati gaya, menduga-duga apa yang sedang terjadi di dunia maya. Apa kabar teman-teman facebook saya, tulisan apa yang jadi headline di kompasiana, dan apa-apa lainnya yang menjadi begitu banyak pertanyaan dalam benak saya.

Hikmah lainnya, saya menjadi pribadi yang tidak terlalu tergantung pada internet. Istilahnya, tidak terlalu keranjingan seperti dulu. Kalau dulu, sehari tidak internetan saja badan pegal-pegal, mata berkunang-kunang, awak lungkrah balung linu hihi..( hiperbola banget sih ! ). Sekarang, saya lebih bisa menerima keadaan. Mau internetan ayo..kalau nggak ada internet juga no problem. Nggak terlalu pengaruh banget.

Dan, saya sekarang bisa memandang internet secara lebih fungsional. Dipergunakan sebagaimana mestinya untuk sesuatu yang bermanfaat. Misalnya, internet sebagai sarana untuk menyalurkan bakat menulis di blog yang dapat memberi inspirasi banyak orang, untuk promosi bisnis, menjaring social networking, menambah pengetahuan dan hiburan yang bisa meredakan ketegangan setelah seharian bekerja di dunia nyata.

Saya harus punya filter sendiri terhadap pengaruh buruk internet. Pokoknya menggunakan internet secukupnya saja sesuai dosis yang berlaku jangan sampai over dosis dan jangan sampai sakaw. Itu saja. So, simple, kan ? Ho oh..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...